Monday, December 29, 2008


Actually, I'm home on Sunday. But, you know I'm moody and also lazy to do a things like writing this blog hahahahaha. Now I'm writing it okay ;)
Gue baru aja nyampe Jakarta Minggu malem sekitar jam 10an karena pesawat nya yg delay mulu zzzz.
So, finally gue ke Bali juga yg udah gue mimpi2kan dari sekitar 2 tahun yg lalu -__-. Gue seneng banget yg pastinya bisa mencium harum nya laut, jernih air nya, putih pasir nya dan bunyi dari suara ombak yg begitu indah. Gue amat sangat mencintai laut. Gue merasa sangat enjoy, berlama-lama di tepi pantai, bahkan hingga tubuh gue yg menghitam. Sambil menikmati keindahan pantai di Nusa Dua, sekilas gue berfikir..... SETIDAKNYA ADA DONG SATUUUUU AJA PANTAI KAYAK BEGINI, SEBERSIH INI, SEJERNIH INI DI JAKARTAAAAAAAAAAAAAA. Otherwise, jadikan lah fikiran itu sebagai doa okay amin amin min.
Gue berharap gue bisa lagi ke Bali. Gak cuma ke Bali deh, AKU MAU MENJELAJAH SELURUH PANTAI DI DUNIA YA ALLAH YA TUHAN KUU AMIIN AMIN AMIN AMIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNN.
Sori dengan ketidak santai an gue ye zz maklum orang kampung kangen pantai wkwkwkwkwk :p


Wednesday, December 24, 2008

Bali, here I come!

Holiday is coming!

Well, I'll go to Bali tomorrow *FINALLY* at 4 am (damn -__-) with my family.
By the whisper of the wind and the sound of the waves, may it help to let out all of these stress within. Amin.
So, I'll be off until Sunday afternoon, i guess. Wait for story, buddies hehehehehe.
Okay then, gotta go to pack!
Have a great holiday to all! :D

Tuesday, December 23, 2008

Quotes

Well, I found these quotes this morning, and I thought it's all cool.

-   To the world you may be one person,
but to one person you may be the world.

-   Friends are God's way of taking care of us.

-   Friends are quiet angels who lift us to our feet
when our wings have trouble remembering how to fly.

-   You don't marry someone you can live with,
you marry the person who you cannot live without.

-   There is no remedy for love but to love more.

-   Many people will walk in
and out of your life,
but only true friends will leave
footprints in your heart.

Some of em touch me badly, but I love all. :D




Sunday, December 21, 2008

Cheers For Bitter Berries!


Tepat pukul 12.26 dan gue belom bisa tidur.
Ini gara2 gue terlalu banyak tertawa setelah melihat betapa bodoh nya gue bernyanyi dengan suara yg meleset gak karuan karena udah kecapean. Sumpah untuk ngeluarin nada setelah tereak2 itu susah mampus. Sound nya bagus sih, jadi suara gue jadi jelas banget uy (salut 13!!).

Nah, gue jadi pengen cerita manggung gue di pensi SMA 13 yg bernama "aishiteru" pada hari Sabtu tgl 20 des lalu itu. That was the best performance I've made duddeeeeee *wajah berseri-seri*. Walaupun ada suara gue yg kepeleset sih tapi ya yg penting audience still like my screaming yeaaah! Pas gue turun panggung itu loh tiba2 ada yg minta foto bareng dan gue cuma ngangguk2 aja sambil agak sedikit cengok zzzzzzzzzzz gapapa gapapa kemajuan yak.

Sebelum gue perform, gue sempet menyaksikan performance band yg cukup menarik buat gue yaitu Bandel. Keren, dan rapih. Orang-orang nya pun juga cukup ramah dan mungkin gue agak berharap untuk bisa tampil lagi bareng mereka, hehehehe.

Semoga Bitter Berries semakin maju dan sukseeeeessss, amin amin amin. I LOVE YOU BITTER BERRIES!

Bitter Berries;
Manager : Indan (+6285692597866)
Players : Acul, Utta, Tegar, Chandra, Dito, Rino
Crew : Nandito, Ading, Fafa, Frian
Documentation : Indantetite, Bram PF, Ading
Special Thanks to Rudy Nugraha Putra :D


Call Me Silly.

Current Mood: Mellow

I never thought and won’t ever to write this blog before. Something pushed me to write. This stupid blog, i think.
This song remind me of me, and him, my story. 

Rufio- Over It
I can’t believe that your wasting your time
Thought you could find your way back
You heard my story but heard it all wrong
Nothing...

Well it just so little and I can’t see trough you, we know it will end
This distance is secret it’s seeping out my skin

I was over it before, but you brought me back to where I began
And I’m starting all again and I will make it run to the end


Those really same as my story. 
I just wish if I could turn you back, if I could brought you back to where we began. But it’s only you who can brought me back, then leaved. I don’t need the picture of us, I don’t need the text you sent to me, I don’t need the words from your mouth, I don’t need that kind of message in your MSN, I don’t need anything but your true feeling. You don’t know and you would never care for the tears i fell, you don’t even care how much I hurted myself for you, you don’t even care how much I sacrifise all for you, you don’t care anything from me. 
But however, I’m trying to understand and I’m trying to accept anything from you, from the worst and the best of you.
I ain’t strong enough to forget, to leave the story we have made.
Because, knowing you is the sweetest little thing in my memory that I couldn’t disappeared it from my mind. Otherwise, leaving you is the most hurt from all of the sickness in me. I’m dying to loving you, try to understand, dear.



Monday, December 8, 2008

Stupid People.

Current Mood: Angry

Banyak orang berfikir dan bilang: "lo punya banyak 'simpenan' cul!"
Oh yeah, you think I'm a player huh?! Gue tau udah banyak orang menilai gue yg nggak nggak. And I'm tired with it, seriously I'm gonna very hurt for you who give me that shit.
Apa sih yg ada difikiran anak muda jaman sekarang? Even though, I'm in that title. Bukan maksud gue yg paling bener dan selalu bener. Tapi yaa, kok rasanya gue susah banget buat bener2 yg deket sama cowo yaaaaa. Apalagi gue seseorang yg sreg banget kalo ngobrol sama cowo. Serba gosip ye, wtf. Serasa derajat gue yg turun njiiing. Orang-orang yg selalu berpendapat kayak gitu ye cuma alay yang norak dan asal ngerti. Berani ngomong berani buktiin dong (promosi zz).
Kembali ke kalimat di atas, gue paling benci tiap kali omongan itu keluar dari mulut seseorang. I'm not a player, I'm not a bitch. Gue cuma punya SATU dan gue akan tetap setia dengan itu.

nb. sorry for the impolite words disturbing the blog. sumimasen.

Friday, November 28, 2008

Kakiku Kecemplung Got.

Kejadian memalukan ini terjadi tepat hari Jumat, 29 Agustus 2008. 
Di sekolah gue, emang mengadakan moving class dimana gue yg harus berlari kesana-sini mencari kelas. Dan saat itu, gue lagi pelajaran olahraga yg gak ada kelas nya jadi kita pada harus nongkrong-nongkrong di pinggir lapangan dengan tas yg terus ditenteng. Apalagi, saat itu gue ada acara ekskul yg namanya ORGAB yg bakal dilaksanakan jam 10 di Jambore, Cibubur. Lantas bawaan gue seabreg-abreg. Gue nenteng 2 tas yg isinya untuk perlengkapan ORGAB dan 1 tas yg isinya buku pelajaran gue hari itu.
Jadi, pagi itu gue jalan menuju temen gue dengan wajah sumringah dan rapih dengan baju olahraga gue yg kegedean -____-. Entah lah, gue ngerasa excited banget untuk nyamperin sahabat gue yg satu ini sampe akhirnya gue nggak liat ada got di depan gue. Alhasil, kaki kanan gue nyemplung got yg ukuran nya nggak cukup besar. Gue terkapar dengan satu kaki lurus kedepan dan satu lagi yg masuk ke dalam got, semua temen di sekeliling gue udh mulai ribut. Tapi apa yg gue lakukan pertama? Gue ketawa. Yaa secara gue jatoh di muka umum pastinya sih ye gue lebih ngerasain malu nya daripada sakit nya. Perlahan-lahan gue angkat kaki gue dan gue mulai ngerasa perih. Ternyata pas gue angkat celana gue, samping lutut kanan gue luka, kulitnya yg keangkat gitu. Gue mulai berhenti ketawa dan muka mulai mengkerut. UKS belom dibuka, jadi gue musti nunggu rasa sakit yg amat sangat. Sekitar setengah jam kemudian UKS akhirnya dibuka dan gue langsung dibawa masuk. Supaya luka nya cepet kering, guru kesenian gue, Bu Warinih nodongin alkohol untuk luka gue. Gue melotot abis-abisan dan tegang. Tapi, apa boleh buat, demi kesembuhan. Kipas angin siap di arahin ke gue, theeeen... tu alkohol dipeperin di luka gue. Rasanya: ANJRIT GILA SAKIT PARAH, gue sampe nangis-nangisan untuk nahan itu sakit zzzzzz.
Di acara ORGAB itu, semua orang tuh ngeliat betapa mengerikan nya luka gue. Mana gue nggak bisa pake celana panjang, jadi ya terpaksa gue musti memamerkan luka gue itu ke orang-orang. Dan pula, keesokannya, luka gue ini terpaksa kena air kotor yg ngebuat sakit nya bener-bener nusuk.
Luka ini cukup besar, kurang lebih panjang nya 8 cm dan lebar nya 5 cm. Awal-awal kejadian, luka ini masih berupa goresan aja. Lama kelamaan, sisi-sisi nya jadi membiru dan melebar yg membuat jadi semakin mengerikan. Belom lagi betadine yg ngebuat warna darah gue agak terlihat kaku. Dan sampe sekarang, luka ini meninggalkan bercak item yg masih sama ukurannya. Bahkan kalo ditekan, masih kerasa sakit nya. Tadinya sih, pengen mamer poto luka nya lah tapi, serem sih zzzz.
Ya, kali ini gue suka trauma untuk jalan di samping got yg terbuka. -,-



Sunday, November 23, 2008

My Love Story

Sudah menunjukan pukul 23.30. Tetap saja, kesedihan begitu menghanyutkanku malam ini. Wajahnya di foto itu semakin dibanjiri air mataku. Lantas aku tak ingin terus berlarut-larut oleh kesedihan ini. Tapi bagaimana cara menghilangkan kesedihan yang mendalam ini? Sudah kuberikan pengorbananku untuknya, tapi terasa semua itu sia-sia begitu saja. Angga, kok kamu tega sih sama aku? Sudah susah payah aku tetap menyayangi kamu hingga aku harus mengorbankan perasaan pemain Baseball yang sangat baik, dan tulus itu. Dan sekarang aku merasa amat sangat bodoh. Ternyata, kamu hanya mempermainkan aku. Sekadar sebagai menutupi kejelekan kamu yang nyatanya orang populer yang belum juga mempunyai seorang pacar. Dan aku, kamu tarik dan kamu pula bohongi, bahkan mencairkan hati ini. Sekarang kamu puas, kamu sudah punya yang lebih dariku, kamu tinggalkan aku.
Drrt… drrt….
“Halo?”
“Nah, bener kan ternyata lo masih bangun.”
“Apaan sih Dit?”
“Santai atuh, nyari temen ngobrol. Gak bisa tidur gua. Eh, aneh gitu sih suara lo, jangan kata lo nangis lagi..?”
“Radit.. Gue kangen Angga…”
“Anjrit, pikiran lo tuh masih waras gak sih Sha? Udah tinggalin aje dah, masih banyak yang lain.”
“Udah terlanjur sayang gue…”
“Heh monyet, Lo tuh emang orang yang paling sabar tau gak, terlalu sabar malah. Gela aja mah kalo gue jadi lo udah nyerah aja gua men.”
“Sayang Dit, udah sampe sejauh ini.. Gue gak bisa gitu ngelepasin diaaa..”
“Sha, denger ya. Itu doi famous berat, jamin aja deh punya cewe paling segudang! Paling-paling elu cover aje. Masa iya dia udah ngaku-ngaku cinta ama lo sekarang lo dianggurin 3 minggu? Sama aja menyiksa dah itu!”
“Ya mau gimana dong Diiiiit….. Tega banget dia sama gue….”
“Udah, udah jangan nangis lagi dong. Gini deh, sekarang lo tidur, ok? Lo musti bangun pagi, besok gue jemput di sekolah deh ya. Gue ajak lo refreshing.”
“Iya deh.. Makasih ya Radit..”
“Iye iye. Gih tidur ya. Sleep well! Thanks udah nemenin gue ya Sasha.”
“Oke. Dadaaah.. met tidur juga Radit..” 
Tut.. Tut..
Wajahku pagi ini terlihat pucat. Nggak ada semangat hidup rasanya, uh. Apalagi hari Jum’at yang diawali dengan pelajaran Kimia yang membuatku kadang menyesal kenapa akhirnya aku memilih kelas IPA. Sungguh perawalan yang mengenaskan. Membuat mood ku semakin kacau saja.
“Wey Sasha! Ngelamun lo neng!”
“Aduh bete parah kimia, Jan..”
“Dikira gue kagak hah? Ih, lo apain tu tampang Sha?! Makin horror aja bu..”
“Ketumpahan bedak tadi gue.”
“Et dah. Ada apa kau sayang? Bicara lah padaku.. Anjani akan membantu! Hehehe..”
“Percuma aja lah udah berakhir..”
“Mellow banget sih lo, Sha.. Angga lagi ya? Udah lah say, Radit lebih cool kan.”
“Astaga, cool apanya sih?”
“Ya ampun Shaa.. Lo tuh termasuk orang yang beruntung tau gak sih bisa amat sangat dekat sama Radit. Heloo Sha, don’t ya know? Sohib lo yang satu ntu tuh oke berat di mata cewek. Mending buat gue dah!”
“Biasa aja tuh di mata gue. Over kali ya lo, Jan. Ambil aje lah tu sono!”
“Over darimane atuh neng? Itu alumni lah yang bikin para cewek iri ama lo tiap kali lo dibonceng dia! Huh, mau aja sih gue.. Tapi gue udah ada Daniel bo, hahaha..”
“Enak ye ada pacar. HA”
“Makanya sama Radit kan gue bilang!”
“Ih, Sori ye, doi temen gua!”
“Radit, Radit, lalalala..”
“ANJANI! LEISHA! Kalian daritadi ya bercanda saja! Dengarkan ibu menjelaskan! Sampai ibu lihat kalian bercanda-canda lagi, kalian keluar dari ruangan saya!”
“Eh.. I.. Iya bu.. Maaf”
“Gela Sha, spooky nih guru..”
“Ruangan ‘saya’ lagi, ruangan gua kali bu.”
“Ude dah pelototin dulu itu papan, kena lagi lo ntar..”
“Mending keluar kelas kan?”
“Aduh si Sasha gokil amat sih kamyuu....”
“Psst...Sasha, Anjani..”
“Opo toh Ren?”
“Pampangin tuh muka garang..”
“Eh..?”
“POJOK, KELUAR!”
.....

Bah, entah apa yang teman-temanku katakan “cool” tiap dia duduk di atas vespanya itu. Aku tidak merasakan a special thing.
“Udah nunggu lama lo Dit?”
“Mayan, ngapain aja sih lo?”
“BK.”
“Wah tengil, ulah apa lo?”
“Udah lah, biasa itu Bu Erin. Emang udah gak niat gue di pelajaran dia!”
“Udeh jangan marah-marah.. Pake nih helm, naik!”
“Mau kemana kita?”
Sebuah warnet. Yang membuatku semakin heran, tak ada pula istimewanya. Kipikir dia akan mengajakku ke suatu tempat yang menenangkan hati. Bah, AC pun nggak ada.
“Disini?”
Dia tersenyum. Berjalan ke komputer yang kosong. Dan apa yang dia lakukan?
“Yang paling enak ya game online!”
Aku kesel banget sama yang Radit lakukan. Ini amat sangat tidak menghiburku. Bahkan mengingatkanku akan Angga yang sering bermain game online juga tiap kali dia lagi bosan. Aku menatap Radit yang terlihat girang di depan layar komputer itu. Dia hanya menghibur dirinya sendiri, bukan diriku. Aku memilih keluar dari ruangan itu.
“Kenapa keluar?”
“Ya kenapa sih lo ajak gue kesini? Niat lo tuh ngehibur gue, ato ngehibur diri lo doang hah?!”
“Lo jangan emosi dulu dong Sha, gimana cara gue bisa ngehibur lo, kalo perasaan gue sendiri juga lesu?”
“Radit kenapa?”
Dia mengeluarkan sebatang rokoknya dan menyalakannya. Lalu, dia hirup dan ia meniupkan asapnya.
“Gue abis UTS tauk, pusing!”
“Ah..”
“Dasar bocah bego, makanya pikirin juga ye perasaan orang, jangan egois! Udah ah, makan dulu. Belom makan kan lo?”
“Belom...”
“Yaudeh, ayok dah! Benerin dulu tuh muka. Cembetut mulu, jelek deh.”
Aku tersenyum sedikit, mengikuti langkah kaki Radit dan menaiki vespanya itu, menuju sebuah restoran siap saji (junk food) yang tidak jauh darisitu.
“Radit, lo banyak fansnya ya..”
“Dih, tae ah. Napa emang?”
“Kagak sih, temen gue banyak yang demen ama lo tau Dit..”
“Gela. Tapi, dari awal gue masuk tau ada aja kakak kelas yang genit-genit sama gue. Cantik sih, cuma yah ngemeng aja suka ama gua, aneh kale tu orang!”
“Ember, matanya aja tuh pada rusak. Dasar artis.”
“Nyadar diri ngapa, nyeti? Gak liat tuh temen-temen gue yang pada gila sama monyet yang namanya Leisha? Apalagi si Andhika tuh, bah! Ude cinta mati kali yak dia, ckck. Iriii mulu deh kalo lo komen-komenan kan tuh sama si Anggaa...”
“Bujet..”
“Waktu itu dia sempet pengen ngejatohin lo gitu Sha. Biar cabut dari Angga gitu.”
“Ih..”
“Eh, sori-sori.. keceplosan kan, hehe. Tenang aja, gue lindungi lo kok.”
“Udah jatoh kan, tapi.”
“Belom lah, sayang. Santai aja lah.”
Drrt.. drrt..
“Dit, Angga dit..”
“Uh? Angkat!”
“Radit...Gue gak kuat denger suara dia..”
“Angkat!”
Radit menarik handphoneku dan menempelkannya ke telingaku.
“Halo?”
“Hey, Sasha..”
“Eh, Ngga..”
“Apa kabar Sha?.”
Aku berjalan jauh dari Radit, untuk menjauhkan suara Angga yang terdengar olehnya. Sekilas aku tatap wajah Radit, sedikit tersenyum dan melanjutkan kunyahannya itu.
***
Hatiku tidak begitu kacau lagi. Malam ini, aku akan bertemu dengan Angga di suatu tempat gigs dimana dia akan beraksi di atas panggung dengan drumnya. Hanya saja Radit yang aneh, Kamis malam lalu, dia menelpon bilang biar aku memutuskan hubungan dengan Angga. Sekarang, justru dia yang begitu semangat untuk pergi ke acara Angga bersamaku.
Bip! Wahah, SMS.
From: Angga
wey, cantik. ntar sasha berangkat jam berapa?
Aku heran, entah kesambet apa Angga tiba-tiba jadi begitu peduli denganku?
“Sasha! Ada Radit!”
“Suruh ke atas aja ma!”
Baru jam 5, dia udah dateng aja ke rumah.
“Monyeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet!”
“Cepet amat lo dateng..”
“Lebih cepat, lebih baik. Yegaaak?”
“Iya aja dah.”
“Ciee, yang mau ketemu Angga..”
“Apaan sih......”
“Haha, udah lah ketawa aja kalo seneng. Seneng juga gue bisa ngeliat lo ketawa!”
“Seneng sih, hehe.”
“Selagi gue disini kan, perbanyak lah tertawa!”
“Dit..”
“He?”
“2 minggu lagi ya..?”
Dia menoleh. Baru kali ini aku menyadari wajahnya yang terlihat bersih, kulitnya yang terang, hidungnya yang mancung, rambut coklat yang lurus dan tebal beserta poninya sampingnya yang hampir menutupi mata kanannya, matanya yang agak sipit, badannya yang tak terlalu kurus, tapi berisi, dan tinggi, memang membuat dia begitu menawan. Aneh saja, sudah berteman aku dengannya dari pertama aku masuk SMA dan sampai dia udah lulus sekarang, aku nggak pernah menganggap dia mempunyai penampilan yang begitu istimewa. Baru sekarang, aku menyadarinya.
“Ya begitulah Sha..”
Menatap wajah manisnya itu, sedikit membuatku teringat akan kepergiannya ke Amerika, untuk melanjutkan kuliahnya disana. Aku menitikkan air mataku. Sedih banget rasanya, untuk jauh dari Radit.
Dia berjalan ke arahku, dan memelukku erat-erat.
“Knowing you, is one of my sweet little precious thing.”
Dan membiarkan pundaknya dibasahi oleh airmataku.
...
Tempat itu bukanlah tempat yang begitu membuatku nyaman. Asap rokok dimana-mana, membuat dadaku terasa sesak. Orang-orang yang begitu rusuh dalam menikmati lagu-lagu. Untung saja, cukup banyak temanku yang datang ke tempat itu. Jadi aku tidak terlalu menjadikan semua itu sebagai beban. Aku dapat melihat Angga di sisi kanan panggung, dimana para pemain-pemain band itu berkumpul bersama pasangan-pasangannya. Tepat di tempat ini lah aku bertemu dengan Angga pertama kalinya. Ketika itu, aku sedang bersama salah seorang teman yang juga pemain band rock.
“Wey..”
“Wedeh, keren loh mainnyaa..”
“Apaan sih kamu, biasa aja ah.”
“Dasar artis banget deh sampe ada yang tereak ‘Angga.. Angga..’ tuh.”
“Kamu aja kan itu. Ngaku!”
“Dih, ngapain coba manggil Angga keyak orang gile ajay, week!”
“Ih, jelek.”
“Kamu yang jelek.”
Senangnya bisa bertemu Angga lagi. Serasa semua kembali lagi seperti semula. Inilah Angga yang kusayang, yang aku kangen selama ini, dan juga yang membuatku menangis selama ini. Aku tau, hatiku takkan cukup kuat untuk melepaskannya begitu saja.
“Sasha.”
“Ya, Angga?”
“Aku sayang kamu.”
Dan aku tau, bahwa waktu ini pasti datang.
“Disinilah, kita pertama bertemu, dan disini juga kita memulainya. Disini juga lah, bukti ketulusanku untuk melanjutkan hubungan kita...”
Aku tak dapat berkata. Aku merasa terharu. Disini lah, dimana ceritaku dengan Angga dimulai.
Kupeluk erat-erat Angga. Ternyata, usahaku tidak lah sia-sia. Malam yang dingin, hampa dan juga pula penuh tangisan, tidak lah terjadi lagi. Bahagia begitu menyelimutiku. Dan juga Radit, dengan senyuman manisnya dibalik tirai itu.
***
Aku bangun telat. Walaupun ini memang hari libur, Sabtu. Tapi hari ini adalah hari yang istimewa yang amat sangat fatal bila kulewatkan. Tepat pukul 7.30, aku tergesa-gesa mencari taksi untuk mengantarkanku ke Bandara. Untung saja rumahku ke bandara hanya membutuhkan waktu 30 menit. Aku masih punya waktu 20 menit bertemu Radit, itupun harus bersama seorang teman ayahku yang dapat memasukanku ke dalam bandara, mengantar hingga ke lounge.
Cepat-cepat aku bertemu teman ayahku. Sudah 8.12, tinggal 18 menit lagi! Tak sangka aku bangun telat hari ini. Bahkan Radit telah meneleponku sebanyak 15 kali, tetap saja aku tak terbangun. Aku takut, ia menyangka aku melupakannya.
“Radit!!”
“Sasha?”
“Ah, udah gue duga ternyata lo di Starbucks....”
“Ngos-ngosan gitu lo, ckck. Gue kira lo lupa ama gue..”
“Ya nggak bakal lah gue lupa! Gila, gue baru tidur jam setengah 2 Dit, uh gila ngantuk parah.”
“Haha, pantesan lo gua telponin gak ngangkat-ngangkat ye, kebo dasar!”
“Tugas gue gila Diiiiiiiit, banyak banget.....”
“Bah, kerajinan lo ngerjain!”
“Bodo, week!”
“Angga mana?”
“Dia lagi sakit Diiiit. Tadinya mau ikut dia, tapi ye gue suruh aja dah istirahat. Kasian dia..”
“Semalem dia nelpon kok, dia say goodbye ke gue.”
“Wah, iya? Terus ngomong apa lagi dia?”
“Gitu-gitu aja sih, biasa. Sampe elu dibuat nangis lagi sama dia, gue yang bakal nyamperin dia dah. Baek-baek yak ama Angga! Cerita-cerita terus juga ama gue, jangan umpet-umpetin apa-apa lo dari gue!”
“Iya, iyaa, Radiiit. Baik banget sih looooo, ah gila bakal kangen banget deh gue sama lo disana.”
“Sama lah, gak bisa lagi kan gue jemput-jemput lo di sekolah.”
“Iya.....”
“Tapi, udah ada Angga dong! Santai yekan, hahahahahaha.”
Radit lucu banget, rasanya ingin aku hentikan perjalanannya ke Amerika. Tapi, yaa.. Nggak bisa lah.
“Radit, ini buat lo.. Jaga baik-baik ya...”
“Waa! Boneka monyeeet! Asik, mirip ama lu Sha!”
“Nyeh, imut gitu yaaaaaaaaak. Hihi.”
“Iya aja deh. Oh iya, lo ntar buka fs gue ya, terus lo buka blog gue, ok?”
“Sip! Ntar dibuka. Jadi, lo kalo balik ke Indo-nya?”
“Paling Cuma pas Lebaran doang, Sha. Setaun sekali doang, yaa.. ongkosnya juga men.”
“Iya ya.. Jangan lupa sungkem ama gue!”
“Bedeh, sungkem-sungkem lu kira lu siapa hah?!”
“Adek looooooooooo. Yea?”
“Hahahahahahahaha. Iya dek Sasha..”
Waktu kian sedikit. Inilah detik-detik perpisahanku dengan Radit. Pengumuman keberangkatannya sudah mulai terdengar. Semakin sesak rasanya dadaku. Tepat di depan lounge-nya, ia berbalik badan. Menghembuskan nafasnya dan menatap mataku dalam-dalam.
“This is it.”
Ini akan menjadi bagian tersedihku. Meninggalkan dia, dalam jangka waktu yang cukup lama. Aku menahan sekuatnya airmataku. Aku tidak menginginkan perpisahan ini diwarnai dengan kesedihan. Ia memegang pundakku keras-keras.
“Bye, Sasha. Gue nggak akan ngelupain lo, walaupun gue jauh disana.”
“Sering-sering kabarin gue, Dit.”
Dia mengangguk. Tersenyum, dan memelukku dengan erat. Aku tetap menahan airmataku yang kian meluap. Sekuatnya aku tahan.
“Gue sayang lo, Sha.”
“Gue tau, gue tau. Baik-baik disana ya. Gue juga sayang sama lo.”
Sekilas ia meneteskan airmata dan menghapusnya. Itu adalah tetesan airmata yang baru pertama kali gue lihat. Dia termasuk orang yang kuat, dan selama gue kenal ini, dia nggak pernah menangis di setiap perpisahan, kecuali perpisahannya dengan Almarhum Ibunya setahun yang lalu. Mataku sudah menggenang airmata. Tapi, tetap saja aku tidak ingin mengeluarkannya lagi di hadapannya.
Dia tersenyum, dan membalikan badannya. Langkahnya semakin lama menjauh, dan semakin lama tak terlihat olehku.
Aku masih merasa sedih dengan kepergian Radit tadi pagi. Dia teman terbaikku, dan sekarang dia harus pergi jauh dariku dengan jangka waktu yang lama pula. Ah Radit..
“Oh iya, lo ntar buka fs gue ya, terus lo buka blog gue, ok?”
Nah, blog-nya!

Segera kunyalakan laptop. Kubuka friendsternya yang ada di first featured friends-ku. Dan kubaca blog-nya.....

I have a friend.
A sweet true friend.
She never serve me harsh, and never made me heavy.
I always trying to know and understand her feelings. In her happiness or sadness.
This time, I won’t lie. She’ll never replacing by others.
Even though, I can’t have her all. She’s a best friend of mine. And it’s enough for me. I’m done making her sad all the night. I do can’t control my own emotions for having her in a specific relation. Although, she’s with another. And I know, that person could make her happy more than i do. I’m proudly having you as my best friend. And I wouldn’t ask you more. I Love you, S.

I Love you, but sorry.
So, it’s you. Radit Andhika Permana.
cerita ini fiksi, tapi beberapa diinspirasikan dari kisah nyata sendiri.